tertawatertawa

Berbagai penelitian menyebutkan, tertawa bisa membuat orang lebih sehat dan awet muda. Benarkah? Jangan telan mentah-mentah hasil penelitian itu. Sebab, tertawa kadang juga merupakan ungkapan hati yang tidak sehat. Misalnya, jika Anda sedang kesal lalu tertawa sinis. Jelas itu bukan tawa sehat. Bahkan bisa membuat orang lain ikut tidak sehat karena tersinggung dan sakit hati. Lebih parah lagi jika Anda sering tertawa sendiri. Bisa-bisa orang lain menyebut gila!

Pakar humor Jayasuprana pernah menulis di Intisari tentang tertawa. Dia menegaskan: tidak semua bentuk tawa itu sehat. Silakan tertawa pada saat Anda menderita infeksi mulut atau terserang radang usus buntu. Hasilnya pasti mengejutkan.
Sebelum meninggalkan dunia fana, para penderita multiple sclerosis fase terminal lazimnya tertawa terbahak-bahak yang sebenarnya lebih merupakan gejala kejang otot sekujur tubuh, sebelum lumpuh total. Tertawa menjelang maut jelas bukan pertanda sehat.
Secara sosial, tertawa juga tidak selalu sehat. Jelas tidak senonoh jika kita tertawa terbahak-bahak di saat upacara keagamaan atau kematian. Betapa pun menggelikannya penampilan atasan, sebaiknya bawahan jangan tertawa, kecuali apabila sang atasan memang sengaja melucu, meski tidak lucu.

Sebuah penelitian menyebutkan, tertawa sebenarnya sarat makna sosial. Bila orang yang tak saling mengenal tertawa bersama, muncul rasa solidaritas. Tawa dan humor juga dapat digunakan untuk menentukan kedudukan seseorang dalam suatu kelompok. Teori ini disebut teori superioritas. Berbagai penelitian menunjukkan, para atasan lebih sering membuat lelucon daripada karyawannya. Dan para karyawan akan tertawa terbahak-bahak, walau mereka tidak mengerti lelucon atasannya. Wanita cenderung tertawa lebih banyak, bila ada laki-laki di dekatnya. Sebaliknya, laki-laki enggan tertawa terbahak-bahak bila ada kemungkinan tawanya didengar oleh wanita (apa benar?)

Terlepas dari semua itu, beberapa penelitian tentang tertawa memang menunjukkan suatu hasil menggembirakan. Coba simak:
1. Membantu membakar kalori
Dalam salah satu artikel, kantor berita asing Reuters menyebutkan, tertawa keras dan terbahak-bahak selama 10 sampai 15 menit bisa membakar sekitar 10-40 kalori.
“Kami telah menghitung bila cara tersebut diterapkan setiap hari selama satu tahun, maka sama dengan mengurangi sekitar dua kilogram berat badan,” kata Dr Maciej Buchowski dari Vanderbilt University Medical Center di Nashville, Tennessee, ketika berbicara pada sebuah konfrensi yang membahas masalah kegemukan.
2. Penghilang stres
Tertawa yang berasal dari dalam hati dan bukan sekedar basa-basi ternyata bisa mengurangi tingkat stres. Tertawa juga bisa membantu mengindari serangan penyakit hipertensi.
3. Memperbanyak kekebalan tubuh
Tertawa pada dasarnya membawa keseimbangan pada semua komponen dalam sistem kekebalan tubuh. Jadi, tertawa itu bisa berfungsi seperti vitamin C.
4. Menurunkan kadar gula
Peneliti dari Jepang yang dipimpin Dr Keiko Hayashi dari Universitas Tsukuba melaporkan, tertawa juga bisa menekan kadar gula darah dalam tubuh. Menurut Hayashi, kadar darah pengidap diabetes tipe 2 mengalami sedikit kenaikan ketika mereka makan. Namun, kenaikan itu bisa dikendalikan bila mereka menonton pertunjukan lawak ketimbang sinetron yang membosankan.
5. Membuat awet muda
Tawa yang tulus ternyata bisa menjadi alternatif senam wajah. Hasilnya, otot lebih lentur dan wajah pun lebih cerah. Semua itu akan membantu menghambat proses penuaan.

Nah, jika digunakan dengan tepat, ternyata tertawa itu bisa mendatangkan banyak manfaat. Tapi ya itu tadi, harus dilakukan dengan tepat dan dalam suasana yang pas. Kalau tidak, bisa-bisa Anda disebut agak miring atau apesnya lagi gila!!! :) :) :)

NB: penelitian diambil dari berbagai sumber

Hidup Kebebasan!!!!!!!!!!!!